Penyebab Penyakit HIV
HIV merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Penjelasan lebih lanjut mengenai virus HIV dan cara penularannya dibahas dalam uraian berikut.
Baca juga: Apa itu Gagal Ginjal? Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya | Prudential Indonesia
Beberapa cara penularan virus HIV yang sering terjadi adalah:
Berhubungan seksual: Seseorang bisa terinfeksi jika berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi. Darah, air mani, atau cairan vagina mereka masuk ke dalam tubuh penderita HIV. Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di mulut atau robekan kecil yang kadang-kadang muncul di vagina selama aktivitas seksual.
Berbagi jarum suntik. Peralatan medis yang rawan terkontaminasi virus HIV seperti jarum dan syringe meningkatkan risiko infeksi HIV dan penyakit menular seksual lainnya, seperti hepatitis.
Transfusi darah. Dalam beberapa kasus, virus HIV dapat menular melalui transfusi darah. Risiko ini lebih sedikit jika rumah sakit atau bank darah dengan teliti memastikan bahwa tidak ada darah yang terinfeksi virus HIV untuk ditransmisikan.
Selama masa kehamilan, persalinan, atau menyusui. Ibu yang terinfeksi virus HIV dapat menularkan virus ini kepada bayinya selama kehamilan, persalinan atau menyusui.
Sebaliknya, virus HIV tidak akan menular melalui kontak biasa, seperti berjabat tangan atau memeluk seseorang yang terinfeksi. HIV juga tidak menyebar melalui udara, air, atau gigitan serangga.
Baca juga: Kanker Serviks dan Cara Mencegahnya
Penyakit HIV bisa dilihat dari gejala yang dialami oleh penderita. Gejalanya terjadi secara bertahap sesuai dengan kondisi yang dialaminya. Berikut penjelasan mengenai gejala penyakit HIV yang perlu diwaspadai.
Cara Mencegah Penyakit HIV
Penularan virus HIV juga bisa dicegah sehingga tidak menjadi penyakit AIDS. Berikut adalah langkah pencegahan penyakit HIV yang dapat dilakukan
Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama
Hindari menggunakan jarum suntik bersama dengan orang lain. Program pertukaran jarum di beberapa negara membantu menyediakan jarum suntik steril untuk pengguna obat intravena sehingga mengurangi risiko penularan HIV.
Organ Tubuh yang Terpengaruh
Selain kekebalan tubuh, organ tubuh lainnya juga ada yang terpengaruh akibat infeksi virus HIV, seperti sistem pernafasan dan kardiovaskular, sistem pencernaan, sistem saraf pusat, bahkan kulit.
Baca juga: Apa itu Penyakit TBC? Gejala, Penyebab dan Cara Mencegahnya | Prudential Indonesia
Menjaga Pola Hidup Sehat
Jagalah kebersihan pribadi dengan rajin mencuci tangan, menjaga kebugaran tubuh melalui olahraga teratur, mengonsumsi makanan sehat yang mendukung sistem kekebalan tubuh, dan istirahat yang cukup. Gaya hidup sehat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mampu melawan infeksi termasuk HIV. Selain itu, memiliki pengetahuan tentang HIV juga memainkan peran penting dalam upaya pencegahan penyakit ini.
Baca juga: Apa itu Kemoterapi? Fungsi, Efek dan Proses Pengobatannya | Prudential Indonesia
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah penyakit serius yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini menyerang sel-sel darah putih yang disebut CD4 sehingga melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Namun, risiko penularan HIV dapat diminimalkan dengan perawatan dan pencegahan yang tepat.
Berikan perlindungan finansial dengan mempertimbangkan untuk memiliki Asuransi Kesehatan dari Prudential. Tidak perlu khawatir jika terjadi masalah kesehatan atau penyakit kritis yang mengharuskan opname karena sudah memiliki proteksinya. Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut!
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan pertahanan orang terhadap infeksi. Sistem kekebalan tubuh memiliki banyak jenis sel darah putih yang melawan infeksi. HIV akan masuk ke dalam sel CD4 dan bereplikasi.
Sel CD4 adalah jenis sel darah putih yang menjadi bagian penting dari sistem kekebalan tubh manusia. Fungsi utama dari sel CD4 adalah untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme berbahaya (bakteri, virus, parasit, jamur, dan lain sebagainya).
Ketika virus masuk ke dalam sel CD4, virus akan membunuh sel dan virus yang baru akan terus bereplikasi lebih banyak. Tubuh kemudian akan merespon dengan membuat lebih banyak sel CD4, tetapi setelah beberapa saat, tubuh tidak dapat lagi mengikuti perbanyakan virus.
Tahap paling lanjut dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, tergantung pada individunya.
#peringatanhivdanaids #prodikesmas #fkmuad #uad
%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 233 0 R/ViewerPreferences 234 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.4 841.8] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœí[KsÛȾ«Jÿaj/¤L3x R.§dK¶•µÖ[ɲ9�MÉA†&�Ò¿ßéîy@¬•ÁЇø@“óìéÇ×�±“÷«qÞ>=¹|qqÆÒ“7ãfÆ¢i3º8‹Ÿ=cÏÏ^°¥I ÿ¤¬KYQIÎdÎÉÖÓã£_ÿÄšã£çWÇG'/9ãœ]}<>âj`Ê8«D’Š‚UE�d’]-Ô Wï+6û¬Ve3ü%õ¯WÇGÿŒÎ⑈^ÇEô2Î#Ëè·(Ô|þs<âiô*åÑßã2:gjŒ=¿|«>ß�Bö^0½Âù?ÎßAÃoqü/võ×ã£sEæߎ�¾íPBˆ$—þ¡ð,úlØòDönu¢™„ìy~'ÝåÙ%r嚟ŸÇ£,zw�§È–Ó×,Víæî°<Ëê4©ÅyÆÎ/_0*'^9‘%…Tÿñ¤�¡IìÍ`ŠT$
HIV dan AIDS adalah kondisi kesehatan yang serius dan perlu dipahami dengan baik oleh masyarakat. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome) merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah akibat infeksi HIV.
Gejala Tahap Lanjutan: HIV Kronis
Berikutnya adalah tahap infeksi klinis laten atau HIV kronis. Pada tahap ini, HIV masih ada dalam tubuh dan dalam sel darah putih. Namun, banyak orang mungkin tidak memiliki gejala atau infeksi selama waktu ini. Saat virus terus berkembang biak dan menghancurkan sel-sel kekebalan tubuh, penyakit berkembang menjadi HIV simptomatik, ditandai dengan gejala kronis seperti:
Ada dua jenis penyakit HIV, yaitu HIV tipe 1 dan HIV tipe 2. Keduanya sama-sama bisa berkembang menjadi AIDS, tetapi terdapat perbedaan antara keduanya. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai kedua jenis penyakit HIV.
HIV tipe 1 adalah jenis HIV yang paling umum dan tersebar di seluruh dunia. Menurut badan amal kesadaran HIV, Avert, yang dikutip dari Medical News Today, sekitar 95% penderita HIV memiliki HIV tipe 1. Penularan virus HIV tipe 1 pun lebih besar daripada virus HIV tipe 2, baik melalui hubungan seksual maupun antara orang tua dan bayi melalui kehamilan dan menyusui. Selain itu, penderita yang menjalani diagnosis untuk mendeteksi penyakit HIV tipe 1 tidak bisa mendeteksi adanya penyakit HIV tipe 2.
Baca juga: Waspada, Pahami 5 Gejala Hepatitis Akut!
Sementara itu, HIV tipe 2 banyak ditemukan di Afrika Barat, tetapi mulai muncul secara perlahan di wilayah lain, termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan India. HIV tipe 2 lebih sulit untuk ditularkan dibandingkan dengan HIV tipe 1. Metode penularan penyakit HIV tipe 2 yang umum adalah hubungan seks, tetapi tingkat penularannya sekitar lima kali lebih rendah dibandingkan dengan HIV tipe 1. Antara orang tua dan bayi yang baru lahir, tingkat penularan HIV tipe 2 pun sekitar 20-30 kali lebih rendah dibandingkan dengan HIV tipe 1. Untuk orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV tipe 2, dokter melakukan tes untuk antibodi atau antigen terhadap penyakit ini.
Baca juga: 10 Manfaat Mandi Air Hangat yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh | Prudential Indonesia
Gejala Tahap Awal: HIV Akut
Gejala HIV dimulai pada tahap awal, yaitu HIV akut. Beberapa orang yang terkena infeksi virus HIV mengalami penyakit yang mirip seperti flu dalam 2 hingga 4 minggu setelah virus memasuki tubuh. Penyakit ini, dikenal sebagai infeksi HIV primer (akut), mungkin berlangsung selama beberapa minggu. Tanda dan gejala lainnya meliputi:
Sakit tenggorokan dan luka mulut yang menyakitkan
Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher
Penurunan berat badan
Gejala yang Ditimbulkan HIV
Setelah mengetahui beberapa hal yang menjadi penyebab HIV, kamu juga harus tahu gejala-gejala yang ditimbulkannya. Gejala dari HIV tergantung pada tahapan infeksi yang terjadi. Gangguan tersebut terbagi menjadi 3 tahap, antara lain:
Tahap pertama merupakan serokonversi yaitu periode waktu tertentu yang terjadi ketika antibodi HIV sudah mulai berkembang untuk melawan virus. Gejala awal HIV mirip dengan penyakit flu, seperti sakit tenggorokan, demam, muncul ruam pada tubuh, pembengkakan noda limfa, penurunan berat badan, diare, mudah lelah, tulang yang terasa nyeri, dan nyeri otot.
Gejala HIV di tahap pertama dapat terus berlangsung selama satu hingga dua bulan atau bahkan lebih lama. Walau begitu, beberapa orang mungkin tidak mengalami satu gejala pun. Maka dari itu, jika kamu mengidap gangguan-gangguan yang mengarah pada gejala HIV, ada baiknya segera lakukan pemeriksaan supaya penanganan dapat segera dilakukan.
Pada tahap ini, gejala HIV yang terjadi dapat menghilang selama bertahun-tahun. Namun, virus tersebut masih berlipat ganda dengan tingkat yang sangat rendah. Periode ini disebut juga dengan masa inkubasi saat virus yang berada di dalam tubuh terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Seseorang bisa saja tidak menyadari jika dirinya sudah mengidap HIV dan menularkannya kepada orang lain. Tanpa adanya pengobatan, seseorang dapat bertahan selama 10 hingga 15 tahun, bahkan bisa saja lebih cepat.
Jika seseorang mengidap HIV dan tidak mendapatkan pengobatan, virus tersebut akan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Pada akhirnya, infeksi tersebut akan berubah menjadi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) dan tubuh akan sulit melawan infeksi. Beberapa gejala yang dapat timbul adalah penurunan berat badan yang cepat, kelelahan ekstrem tanpa sebab, pneumonia, dan diare yang terjadi lebih dari seminggu. Dengan kondisi seperti ini, pengidap akan lebih mudah terserang penyakit serius.
Baca juga: Hubungan Intim Sehat, Cari Tahu Gejala HIV/AIDS
Itulah beberapa hal yang dapat diketahui tentang penyebab dan gejala yang timbul disebabkan oleh HIV. Dengan pengetahuan tentang penyakit yang mengganggu sistem kekebalan tubuh tersebut, kamu dapat lebih berhati-hati agar hal tersebut tidak terjadi pada dirimu.
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 842.04] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ¥Y[oÛÆ~7àÿ°�Ta¯¸7. ”¤ Üž)â¢i(K¶J”*‘ç ÿþÌÌ.¯"©ô°ÍåÎì\¾¹-—«S™=§O%ûþûåª,Ó§×í†}^>Ž-¿·Ë�éKV¤ev(~ø�½y÷–½y¼½Yþ$˜<ÔìñùöF°~3¡æ±d6‰¸’ìq{²Øüþ“e/g|z{ó9°‹¿ØãÏ·7?#dÖ�‹�+Ý%ÿ°‰½B(®á¨Xò8ÙË~üõ-cË�¨Ö¯oÞ±°'½dBöD—‰âJ1+,בç÷fq/ƒÕöð0!„R °èÍ !:B4'›�G‚E6á‰çñˆ?|øyµPÁï«…>°Å½ >.„~ÿou°úe5w�9HYÅCÕ;hVXµüWZ¼° ÛÜ?¼[Œ0ô>ˆ´ärÌ_õ€N¤<ÉŸedÆ)}Áˆ,¶‹{|Msü“•luB—[ü}‚×û¸¥¥ìyq.³?ð 1Y‘þ\ÌI�y7ŽyhúRͪf¯Z]I®bf"ËCÛ1˜ìÝv Ad ° ²s†XaT=%;°÷§ã—t—2POzõ&`.c‹±Ñ;q*. Ëšé½úÆSú.Rà Ör1#éŒÚÅ ‘wq|]È0Há)ÏJRœªZ9¡»áO†k2Ž[4Ñ <®½ÃÁnô. Àïð@¬WàtO�\6øk—¾¢½üæó@²¯ÒÎÒq(œÔ‘Hw×iÛºÈÃ6�ÚÓ—ta‚M6™=Bðm�c#%°K¼(ûuµÃëW·HïIaüÇ/”¤pç¬ØœûŸl�N‡báì|‚%:ʼ*éI8#”Û]‡_Ž»wÎ.H”Dþ\ô@úŠ²¢#_®(¨æ¦V�x ”Âùõ0Ei®ú¤§í™‘)²4O!Zî£óô…ÆäÜã‚j½fÅËK:Ed$�LŸhJCi�“þÞK—©²^œØd‹#.à?è)‚}ƒŸâKŠàÁ�»Cžž ú!å=Û€« ¢†½ÛЈ}H×|£#žÔ™!(¶×¥‡QxÎQƒ�Ãý1-Ý2>åçòD«2(Ó3:LÅ>¢Ûd�9ÞhäôêPf´êà7y@mP�œÄÖítú«ª� ®Å� ×µÓöÛ3QxÒ¡¨ÉT#š%f©mÙ‰ÒYíU"xl:Ž÷ZfNJø‹Ø`^�‡�£ˆ 4%*�Bãªy-ÕÔ¶pJŽDóp@DCÁÇ* IÑ×áÃ\™JÆj{h�úÂûª˜mÃ1^`T�ôyÍ·’£½¤Š¸±}.ªsjy–w³\ÇGk¬ÿÿ@65Ñ é�É Û¼X‹ÓUÐ�é@Tdg¬Ò—bפP�;}¬ÍľÄNßS¨VǪ®xQ”´ÑD�Õ`O7�ÍÉ3Þº ‚"%»Øé$*“>En›Þ÷GR`Óï·elë²fÔfM¶Ædÿ¬x¯|VØhЂ]„ª2ÐkR#hÂ.bUÌò¶cŽ1 W¦Ïî"Š/Yým£‚àˆzmãê#åAáëh]CqÅ¥ñº~"»ÆŲ óÞA®ù‚~šlœ•áBôi _uu/(e÷ê4ˆu¬Kç©Z7pÉÞï (TyYQÛ»ÂY¦Õ±*®å÷0ÁÉÅIò\€>(P™‹G�9|Šã‘"'=X~S �6$ëAËef‹À%F³³%ù{ì®K†óX’1ôÚ¶oŸœ„¬“ªO©í”¡ÙD�ÔÚBï.�[_7N¤�‡¤�ëvhu¬·‡óö<¯ÐX�ð.–±À‘¹ÓuNÎ,:Ä™àLéd»Ïr\¢¶Q ºRܸ&@ ôMâ¢8 pè°î°^kp·�ì¼2ã÷–[ÑWÆu6iVÔVE±†� Ì {‡Ù’œBØͦG©®¥GÆ]±þG –ceË_‰õØ}ˆÍ•„èÝo^××{�Rjb½ÚÌò»åÆ}ÙcèÄO\6éäßX´Ì¦ÝpƹÒe«ÊíràoýgÁ}[q�.ë0¢d»Ér‚.5¥Ž#MU�äcўؓ�rô¥ˆ½\ì6ôÂQdÞ)cÕ¯ö„ŒÚ+4„mÿ2ãŽuîöXÉÏUÎ@$Õ©©�Dì:yJÁ,'SŠ¦`à¬uÆ%Ø]0bhÂ=k$I¯GE|-*tD%X*Áí0,„™å�ÌcY[ƒaß±à·Dˆ ¯^³ÙùŠ$æQí™_°§‚¡‹ò±±„X15fß'ú†vðªÚW{ŸaMÒ¯÷n„†S¨’g7¾›nd´éÙ†jã«MŽ4‘èÐxüO”~i¹‰Aw�á\» -þDÍúTà TºOE›¶2ÔC§ª«öS®yu Ãj7y£"©êvNø,Ó¼ÌþÝ4¸È;ž³s–ßM¶g›í—éV.Ák�ÞެȆÃG¯ º&í‘@ÚØuïP@íïÉhLIéâÙ-ç»´‚½¸tÎS'hcaJÈTÖ §=Z4kž~ÍÍZqíù|šô-Þ¢uwë1y Þù¥`]_7]e]ì[7W9Ò;]ß°úÛÕš½;vù‡òPNYPÓ½tWŸûIcü\ÒÝJŒ›€kl‚‡�¨GŸpÐÌ�š Ë}—æš…áõ÷¯u–ž±8š8„˜„~<£LSAyñ+½;[?Öâúº½{ÞQªƒ³úFÆ]_ÜÅ.—Ü/9G·µª(+º_UbœçÞÅF–×=1�NeºF”˳&ˆc.;`¯±Ì{‰`Äo ÖOôT\½æø²¶üB·3ŸJ׎¯î‚ù"÷É&w£-:wå2ªmž�]'êJvs§ù¼±K÷�DÖ!³Þ6“ÖñbƼ,}õ@ ðÛ¬N$~K±qˆ)‚GqvÚÞÞ<w{ó÷í ,…1é*QEÜŸD°_sÙ(¼|ا/[¨ïì·±óêžýowZK>[<ð�ïXQ�‡ã_—Cì!bh°Ã¸ýºÜ‘Q ê¦]…õU˜ÿU¨|WÛE"m#<)b4K_Y=©¬n•íÒ:¾Žç·èª$™€µy"»ªÚ¾ªÿ÷)Þ9\œ2fÐÿ'–þè endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 9 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <> stream xœíÁ1  õOm_ x Uì endstream endobj 13 0 obj <> stream xœíÁ1  õOm/ ~¤ endstream endobj 14 0 obj <> stream xœíÁ� à ùS_á U ¯G¸ endstream endobj 15 0 obj <> stream xœíÁ  ÷Om7 €Wè endstream endobj 16 0 obj <>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 842.04] /Contents 17 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 3>> endobj 17 0 obj <> stream xœ•Z[oÛ¸~/Ðÿ GHñ&ŠÀb�n»ÝÓƒ-,òÖ샫¶"ß`Ig±ÿþÌ)Y´)9A�4¢¨áÜç›a>�ÚêgñÒF¿üòð©m‹—M¹Š~<<Ž?<ý{,‹uµ/Úê°ÿõ×è·/Ÿ£ßž>~xøÊ"Æ’TFO??~`Q ÿX¤R™ä<Ò&K�žv?¤ÑüññÃ�8_ü=ý÷ã‡ßá{¤1|ÅÒDÈñW?âhb/c"‘pBΓ<ì�~ÿþ9ŠQšïŸ¿}‰Ò‡?‹ý:Š«Õý·/O1î±Ï¸NTi¦Q K|Wî«6¹à¿Í/…gJ'Äॹ!FF›¼½,pÈ%ƒ™&éÇN¡Ebü�S[ó4É.È7U¹�÷<ÏãU Ïûõ‚¥ôf¿¸71½2q½-ºUUÛ¸hx\íÛŽˆñ«Ó®j:»rWmñMUWøŸ£�oiáT,t¼wË+\§• Ñ5ñ¿>â`=)¼µdfÒ„÷í§ö qµ÷pZˆxWláT–™øˆ'3n¡)à=>·¸ Y\5 ¯Œ+`VÅzsç^¶å†>Ó1)éT¢„#b©ª»›FH°‹ðlIYÄRíÈŒxœ còDjŸYôZlQ£#¶Häïrq¯âSõÐuÕ|¼y\oƒŒ£sÙãHu4ó•h‚:Lì›/‹{M\Z«“ýá xÈ’<ì°¥Oð%||ÏãÁQÑ&è_è^Vb®÷±¼7öHäŸa%Of|Om‰bœª)ÅH)Áü�í¡�Ú¹"Íüí÷“{u’ò ijÖ‹ü¦Ý„BR–úØÛJH¯ªeÑÚ˜§Þû¹:nº…‰wnÞ6Ûò†:4õdm×T šY¨4þ¶'bó&[n�R=&eÉ¼è« œ‚±>3€1o –êD˜Þ!‘‡q05eÓ‹,®
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.
Fase Perjalanan Alamiah HIV
Dalam perjalanan infeksi HIV, terdapat beberapa tahapan yang perlu diwaspadai agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Tahapan-tahapan ini membantu dalam pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana virus HIV berkembang dalam tubuh dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Mari kita pahami bersama fase-fase perjalanan HIV yang harus kita ketahui.
Fase I (Periode Jendela):
Meskipun tubuh telah terinfeksi HIV, pemeriksaan darah belum ditemukan antibodi anti-HIV.
Pada periode ini seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkan pada orang lain (sangat infeksius), ditandai dengan viral load HIV sangat tinggi dan limfosit T CD4 menurun tajam. “flu-like syndrome" terjadi akibat serokonversi dalam darah, saat replikasi virus terjadi sangat hebat pada infeksi primer HIV.
Fase ini biasanya berlangsung sekitar dua minggu sampai tiga bulan sejak infeksi awal.
Fase II (Masa Laten):
Fase ini bisa disertai gejala ringan atau bahkan tanpa gejala (asimtomatik).
Viral load menurun dan relatif stabil, namun CD4 berangsur-angsur menurun.
Tes darah antibodi terhadap HIV menunjukkan hasil reaktif, walaupun gejala penyakit belum timbul.
Pada fase ini, orang dengan HIV tetap dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Masa tanpa gejala rata-rata berlangsung selama 2-3 tahun, sedangkan masa dengan gejala ringan bisa berlangsung hingga 5-8 tahun.
Fase III (Masa AIDS):
Fase terminal infeksi HIV, kekebalan tubuh telah menurun drastis, nilai viral load semakin tinggi, dan CD4 sangat rendah sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik.
Tuberkulosis (TBC), herpes zoster (HZV), oral hairy cell leukoplakia (OHL), kandidiasis oral, Pneumocystic jirovecii pneumonia (PCP), infeksi cytomegalovirus (CMV), papular pruritic eruption (PPE) dan Mycobacterium avium complex (MAC).
Perkembangan dari infeksi HIV menjadi AIDS ditentukan oleh jenis, virulensi virus, dan faktor host (daya tahan tubuh). Ada tiga jenis infeksi HIV, yaitu: rapid progressor, berlangsung 2-5 tahun; average progressor, berlangsung 7-15 tahun; dan slow progressor, lebih dari 15 tahun setelah infeksi menjadi AIDS.
Mengenali HIV dan AIDS serta tanda-tanda gejala HIV adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan diri dan orang lain. Jika Anda merasa berisiko atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat.
Selain pengobatan, dukungan dari lingkungan maupun masyarakat bagi ODHIV juga dibutuhkan.
Memastikan kepatuhan ODHIV dalam minum obat ARV secara rutin dan tepat waktu
Membantu ODHIV dalam menerapkan pola hidup sehat
Membantu ODHIV mencari informasi yang benar tentang HIV
Mendampingi ODHIV di masa sulit termasuk mendengarkan cerita keluh kesah dan kebutuhannya
Mendukung pemenuhan sumber daya perawatan ODHIV seperti aspek finansial, jaminan kesehatan dan pemenuhan gizi
Membantu ODHIV mengantar berobat jika dibutuhkan
Membantu ODHIV mendapatkan layanan perawatan, dukungan, dan pengobatan yang diperlukan
Memberikan dukungan ODHIV terhadap pemenuhan haknya seperti akses kesehatan, jaminan kesehatan, pendidikan, atau layanan publik lainnya yang non-diskriminatif
Pendampingan pengobatan TBC dan ARV
Memberi edukasi tentang pencegahan dan penularan HIV, IMS, TBC dan pemberian TPT
Menjaga kerahasiaan ODHIV
Wadah sebagai keluarga kedua yang aman dan nyaman
Halodoc, Jakarta – Pada tubuh manusia terdapat bagian penting yang berfungsi untuk menjaga kesehatan. Bagian tersebut berguna untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus ketika masuk ke tubuh. Hal tersebut disebut dengan sistem kekebalan tubuh yang mampu membunuh zat-zat merugikan dan menimbulkan penyakit di dalam tubuh.
Pada pengidap HIV dan AIDS, sistem kekebalan tubuh akan melemah, sehingga sulit untuk melawan infeksi. Faktanya, HIV dan AIDS yang banyak menganggap satu kondisi yang sama, ternyata merupakan dua kondisi yang berbeda. AIDS adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh HIV. Maka dari itu, kamu harus tahu penyebab dan gejala HIV yang dapat timbul agar segera mendapatkan penanganan. Berikut ulasannya!
Baca juga: Jarang Disadari, Awas Ini 6 Faktor Utama Penularan HIV
Memahami Cara Penularan HIV
Walaupun HIV tidak menyebar melalui sentuhan sehari-hari seperti berjabat tangan, pelukan, atau menggunakan toilet bersama, penting untuk memahami dan menghormati hak privasi orang yang terdiagnosis HIV. Edukasi dan pemahaman yang benar tentang cara penularan HIV membantu mengatasi stigma dan diskriminasi yang sering kali dialami oleh orang dengan HIV.